Soekarno atau kita kenal dengan sebutan Bung Karno,
adalah salah satu pemimpin besar di Negeri ini. Soekarno, ayah kandung
dari mantan Presiden Megawati Soekarnoputri, adalah salah satu pendiri
bangsa. Dia salah satu founding father bangsa Indonesia. Bersama Muhammad Hatta, ia memproklamirkan kemerdekaan Indonesia.
Soekarno juga, adalah Presiden pertama Republik Indonesia. Ia menjadi
orang nomor satu sampai menjelang akhir tahun 1960-an. Di bawah
Soekarno, Indonesia pernah menjadi negara yang ditakuti. Kekuatan
militer di era Soekarno, membuat gentar negara-negara lain. Hingga,
negeri ini begitu disegani dan dihormati.
Namun, diujung masa kekuasaannya Soekarno mengalami nasib yang tragis.
Ia jadi tahanan politik yang dikenakan penguasa baru penggantinya.
Adalah peristiwa kelam yang kita kenal dengan sebutan G 30 S/PKI yang
menjungkirbalikan nasib Soekarno, dari pemimpin yang disegani menjadi
tahanan politik.
Soekarno dituding ‘terlibat’ dalam peristiwa yang menewaskan beberapa
jenderal TNI-Angkatan Darat. Penguasa baru, Soeharto kemudian
memperlakukan Soekarno laiknya seorang tahanan. Ia diisolasi, dijauhkan
dari keramaian. Ia ditahan di Wisma Yaso. Dan, sejak diisolasi, daya
tahan fisik dan psikis Soekarno menurun. Kehidupannya benar-benar
diporakporandakan. Bahkan, pernah suatu waktu, Soekarno sama sekali tak
memegang uang. Sungguh nasib yang tragis dari seorang pemimpin besar.
Cerita Soekarno tak punya uang sama sekali dituturkan oleh Sidarto Danusubroto, ajudannya ketika itu. Sidarto menuturkan kisah sedih sang proklamator, ketika ia diwawancarai Majalah Tempo. Dan, hasil wawancara itu, dimuat di Majalah Tempo, edisi 18 Agustus 2013.
Dalam wawancaranya dengan Majalah Tempo, Sidarto mengisahkan, saat
ditahan di Wisma Yaso, Soekarno pernah tak punya uang. Sidarto pun
mengaku, pernah diperintah Bung Karno, untuk meminjam uang ke beberapa
orang. Kala itu, tak banyak orang yang mau membantu Bung Karno yang
sedang dikucilkan.
Sidarto pun disuruh Bung Karno, datang ke Pak Tukimin, mantan pengurus rumah tangga Istana. Dari Pak Tukimin, akhirnya didapat uang sebesar 10 ribu dolar Amerika Serikat.
Tapi, setelah uang didapat, ia bingung, bagaimana cara meloloskan uang
itu hingga diterima Bung Karno, karena penjagaan di Wisma Yaso cukup
ketat. Bagi siapa pun yang masuk Wisma Yaso, harus diperiksa tentara
yang berjaga.
Sidarto pun memutar otak. Akhirnya, ia punya cara menyelundupkan uang
tersebut. Caranya, uang tersebut dimasukkan ke kaleng biskuit yang
dibawa Megawati. Saat itu Mega masih kecil. Jadi, Mega tak diperiksa.
Maka loloslah uang pinjaman dari Pak Tukimin tersebut.
Uang tersebut kata Sidarto, dipakai Bung Karno untuk membayar tukang kebun dan sebagainya.
Selain itu, Bung Karno sering memintanya untuk menyewa film. Dalam
wawancara dengan Majalah Tempo, terungkap pula, bahwa Putu Sugiantiri,
mantan ajudan Keluarga Bung Karno, uangnya sering terpakai untuk
keperluan belanja Bung Karno.
Fakta yang diungkapkan Sidarto, tentu sangat tragis. Seorang pemimpin
besar, proklamator, Presiden RI pertama, sampai tak punya uang. Bahkan,
terpaksa mesti pinjam dan memakai uang ajudannya. Sangat tragis dan
menyedihkan. Sungguh perlakukan yang tak pantas diberikan pada orang
yang berjasa besar pada negeri ini.
Penulis: Agus Supriyatna